Komputer Grafik : Chapter 07 - Perenderan Dan Citra


             PERENDERAN

Perenderan adalah proses menghasilkan citra dari sebuah model 2 dimensi atau model 3 dimensi, melalui program komputer. Beberapa model dapat diletakkan dalam berkas adegan yang berisi objek-objek dalam sebuah bahasa pemrograman atau struktur data. Berkas adegan tersebut terdiri atas geometrisudut pandangteksturpencahayaan, dan informasi bayangan yang menggambarkan lingkungan virtual. Data di dalam berkas adegan tersebut kemudian diteruskan ke program perenderan untuk diproses sehingga menghasilkan citra digital.

Walaupun perincian teknis dalam metode perenderan bervariasi, tantangan umumnya dalam memproduksi sebuah gambar dua dimensi dari gambar tiga dimensi disimpan dalam sebuah berkas adegan yang sudah menjadi kerangka sebagai alur grafik sepanjang sebuah peralatan perenderan, seperti unit pemroses grafis (GPU). Teknologi ini adalah peralatan yang dibangun dengan tujuan mempermudah unit pemroses sentral (CPU) dalam menunjukkan kalkulasi yang kompleks. Jika sebuah adegan harus terlihat relatif nyata dan terprediksi di bawah cahaya virtual, perangkat lunak perenderannya harus memecahkan persamaan perenderan. Persamaan perenderan tidak menghitung semua fenomena pencahayaan, tetapi hanya model pencahayaan umum untuk gambar komputer yang dikembangkan. Perenderan juga digunakan untuk mendeskripsikan proses dari perhitungan efek-efek dalam sebuah berkas edit video. Perenderan juga digunakan untuk mendeskripsikan proses dari efek-efek kalkulasi dalam sebuah berkas edit video untuk memproduksi video keluaran akhir. Perenderan dapat juga diartikan sebagai penyempurnaan gambar.


CITRA


Citra jarak jauh sangat penti dalam Geografi, dalam berbagai aplikasi seperti pemetaan, pendataan wilayah maupun perencanaan ruang. Citra jarak jauh ini misalnya berupa foto satelit. Agar bisa digunakan, maka citra harus terlebih dahulu dinterpretasi.  

Interpretasi citra adalah proses mengamati foto satelit, foto udara atau citra penginderaan jauh digital dan mengidentifikasi fitur-fitur dalam citra itu. Metode secara manual dengan tenaga manusia ini dapat sangat andal dan berbagai macam fitur di citra dapat diidentifikasi, seperti tipe dan kondisi vegetasi, dan fitur buatan seperti jalan dan perumahan.  

Namun, proses manual ini memakan waktu dan membutuhkan seorang analis yang terampil yang memiliki pengetahuan terhadap bidang citra.

Interpretasi citra didasarkan pada elemen-elemen yang melekat pada citra. Karakteristik citra ini (juga disebut atribut citra) terdiri dari tujuh elemen yang bisa kita gunakan untuk memperoleh informasi tentang objek dalam suatu citra. Karakteristik citra ini adalah: ukuran, bentuk, warna, tekstur, bayangan, asosiasi, dan pola.

Misalnya, bila kita melihat objek dalam citra yang bebentuk panjang, lurus, dan bercabang, yang dikelilingi perumahan, maka kita dapat mengartikan bahwa objek ini adalah jalan raya.

Citra berwarna sering lebih dipilih karena, dibandingkan dengan hitam putih (tidak berwarna), dengan adanya pada ribuan warna yang berbeda citra, bisa tampil lebh banyak informasi dan bisa dibedakan berbagai obyek. Bisa disebut bahwa warna penting dalam proses interpretasi citra.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar